BAB I

PENDAHULUAN

 

Latar Belakang Masalah

Pengambilan resiko dalam dunia bisnis merupakan bagian yang tidak dapat dihindari. Perusahaan memiliki kemungkinan menghadapi kerugian yang dapat disebabkan oleh kelalaian manusia, bencana alam ataupun sebab lainnya. Perusahaan berupaya mengurangi resiko yang mungkin terjadi. Salah satu upayanya yaitu perusahaan menggunakan jasa asuransi, yaitu perusahaan yang memberikan ganti rugi jika nasabahnya mengalami kurugian yang disebabkan  hal tertentu yang berdasarkan perjanjian sebelumnya. Tujuan dari asuransi adalah menjanjikan perlindungan kepada pihak yang tertanggung, karena apabila terjadi sesuatu dengan yang diasuransikan tersebut dimasa mendatang pihak tertanggung akan memperoleh uang untuk menganti kerugian.

Pengertian asuransi menurut PT Asuransi Sinarmas adalah suatu proses transfer risiko antara tertanggung dan penanggung dengan dibayarnya sebuah premi oleh tertanggung terhadap penanggung maka penanggung akan menanggung risiko yang akan terjadi dimasa datang dalam jangka waktu tertentu.

Masyarakat yang menjadi nasabah perusahaan asuransi harus membayar premi kepda perusahaan asuransi dan premi yang dibayarkan nasabahnya harus diakui perusahaan sebagai pendapatan premi asuransi.

Pendapataan perusahaan asuransi sebagian besar berasal dari pendapatan bunga, keuntungan penjualan aktiva tetap perusahaan, keuntungan dari perubahaan nilai kurs mata uang dan lain-lain. Pengakuan premi akan mempengaruhi laba perusahaan.

Laba atau rugi merupakan selisih antara pendapatan dan biaya selama periode tertetu. Apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka perusahaan mendapatkan laba, dan bila pendapatan yang diperoleh lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan maka perusahaan mengalami kerugian.

Tujuan Penulisan

Penulisan laporan studi kasus ini bertujuan untuk :

1.      Menganalisis bagaimana PT. Asuransi Sinar Mas mengelola laporan keuangannya.

2.      Mengetahui  bagaimana sistem pengelolaan premi asuransi apabila terjadi resiko dan costumer mengajukan klaim pada pihak PT. Asuransi Sinar Mas.

3.      Untuk smemenuhi dan menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi
Pengantar 2.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kas adalah aktiva yang dimiliki dan digunakan pada hampir semua perusahaan yang meliputi uang tunai, kertas-kertas berharga, dan simpanan di bank. Kas bersifat liquid/cair. Karena sifatnya yang liquid itu, kas sering menjadi sasaran kecurangan ataupun pencurian sehingga diperlukan adanya pengendalian intern kas.

Pengendalian intern berfungsi untuk mendorong ditetapkannya kebijakan manajemen dengan baik, terciptanya efisiensi operasi, menghindari pemborosan, kecurangan, dan pencurian aktiva serta terciptanya data akuntansi yang cepat dan bisa dipercaya.

Pengendalian atas penerimaan kas ada dua macam yaitu pengendalian preventif dan pengendalian detektif. Pengendalian preventif adalah prosedur pengendalian kas dimana perusahaan harus mengendalikan kas mulai dari diterimanya kas hingga disetorkan ke bank, misalnya saja dengan pemisahan tugas antara pemegang kas dan pencatat kas, mengontrol register kas pada konter penjualan, dan pengendalian preventif atas kas yang diterima melalui pos dapat berupa slip pembayaran. Sedangkan pengendalian detektif adalah prosedur yang dirancang untuk mendeteksi pencurian atau penyalahgunaan kas.

Pengendalian atas pembayaran kas melalui sistem voucer yang merupakan serangkaian prosedur untuk mengotorisasi dan membukukan kewajiban serta pembayaran kas. Biasanya sistem voucer menggunakan voucer, arsip untuk voucer yang belum dibayar, dan arsip untuk voucer yang sudah dibayar. Voucer adalah setiap dokumen yang berfungsi sebagai bukti otoritas untuk pembayaran kas. Namun voucer sering pula diartikan sebagai formulir khusus untuk mencatat data yang relevan mengenai kewajiban dan rincian pembayarannya.

Alat pengendalian kas lainnya adalah rekening/akun bank perusahaan. Setiap bulan bank biasanya mengirimkan laporan bank (rekening koran) kepada pemegang rekening yang berisi semua transaksi yang telah terjadi selama bulan tersebut. Dengan adanya laporan bank ini, perusahaan dapat membandingkan transaksi kas pada pembukuan perusahaan dengan catatan bank.

Untuk menghindari terjadinya perbedaan saldo dalam pembukuan perusahaan dengan catatan bank, perlu adanya rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank adalah daftar transaksi dan jumlahnya yang menyebabkan saldo kas yang dilaporkan pada laporan bank berbeda dari saldo kas pada pembukuan perusahaan. Hal ini biasanya terjadi karena perbedaan waktu pencatatan.

Piutang adalah hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual ke si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Piutang diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain.

Piutang dagang, piutang yang umumnya akan tertagih pada periode waktu yang relative pendek kurang dari satu tahun. Sehingga dalam neraca dicatat pada akiva lancar. Piutang wesel, piutang wesel yang berjangka waktu satu tahun atau kurang dilaporkan dalam neraca sebagai akiva lancar, tetapi bila jangka waktunya melebihi satu tahun, maka dilaporkan sebagai piutang jangka panjang. Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel.

Kerugian piutang merupakan suatu kondisi dimana debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Pencatatan kerugian piutang dapat digunakan dua metode yaitu, metode cadangan dan metode penghapusan langsung. Metode cadangan, membuat akun beban piutang taktertagih di muka sebelum piutang tersebut dihapus. Metode ini digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi cukup besar jumlahnya. Sedangkan metode penghapusan langsung, apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih, maka kerugian akibat piutang tersebut, langsung didebitkan ke dalam rekening kerugian piutang, dan rekening piutang dikreditkan.

Wesel adalah surat perintah yang ditulis oleh orang yang mempunyai tagihan, dialamatkan kepada orang yang berutang, meminta agar jumlah uang yang tertulis dalam surat tersebut dibayar pada tanggal yang sudah ditetapkan. Promes adalah surat janji untuk membayar sejumlah pada tanggal tertentu. Karakteristik promes yang mempengaruhi bagaimana promes itu dicatat dan dilaporkan meliputi tanggal jatuh tempo, suku bunga, dan nilai jatuh tempo. Bunga wesel dihitung dengan rumus: Bunga = pokok x suku bunga x waktu.

Penentuan tanggal jatuh tempo ada tiga cara yaitu atas penagihan, pada tanggal tertentu, pada akhir masa tertentu. Atas penagihan adalah pihak terkait akan membayar wesel pada saat ditagih oleh pemegang wesel sehingga dalam hal ini tidak disebutkan secara pasti tanggal penagihannya. Pada tanggal waktu tertentu, tanggal jatuh ditulis eksplisit dalam surat wesel. Pada akhir masa tertentu, setelah sekian hari, bulan, tahun wesel yang harus dibayar.

Persediaan merupakan barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan dan bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Prosedur pengendalian internal atas persediaan dibuat untuk melindungi persediaan dari kerusakan, pencurian oleh karyawan, dan pencuria oleh pelanggan. Pemakaian sistem persediaan perpetual menyediakan cara yang efektif untuk mengendalikan persediaan yaitu jumlah setiap jenis barang dagang selalu tersedia dalam buku besar pembantu persediaan yang bias membantu menentukan kuantitas persediaan yang tepat. Selain itu, untuk memastikan keakuratan jumlah persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, perusahaan harus melakukan perhitungan fisik persediaan. Perhitungan fisik  persediaan harus dilakukan secara periodik untuk mendeteksi kekurangan persediaan serta mencegah pencurian.

Setiap kesalahan dalam pelaporan persediaan yang didasarkan atas perhitungan fisik, aktiva lancer, total aktiva, dan ekuitas pemilik pada neraca. Selain itu, harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih juga akan salah disajikan dalam laporan laba rugi.

Tiga asumsi biaya yang paling umum adalah metode first-in first-out (FIFO), metode last-in first-out (LIFO), metode biya rata-rata. Metode FIFO, persediaan akhir terdiri dari harga pokok paling belakangan. Metode LIFO, persediaan akhir terdiri dari biaya atau harga pokok paling awal. Dan metode rata-rata, biaya unit dalam persediaan adalah rata-rata dari biaya pembelian. Setiap metode biasanya menghasilkan jumlah harga pokok penjualan dan persediaan akhir barang dagang yang berbeda. Jadi, pemilihan metode akan langsung mempengaruhi laporan laba rugi dan neraca.

Dalam sistem persediaan perpetual, jumlah unit dan biaya setiap jenis barang dagang dicatat dalam buku besar pembantu persediaan, dengan akun terpisah untuk setiap jenis barang dagang. Biaya persediaan dan jumlah yang dibebankan terhadap persediaan diilustrasikan dengan menggunakan metode FIFO dan LIFO.

Dalam sistem persediaan periodik, perhitungan fisik persediaan dilakukan untuk menentukan biaya persediaan dan harga pokok penjualan. Biaya persediaan dan jumlah yang dibebankan terhadap pendapatan diilustrasikan dengan metode FIFO, LIFO, dan biaya rata-rata. Dengan metode FIFO, biaya dimasukkan dalam harga pokok penjualan sesuai dengan urutan terjadinya. Dan dengan metode LIFO, biaya dari unit yang dijual merupakan biaya pembelian paling akhir. Sedangkan metode rata-rata, dilakukan dengan cara biaya rata-rata per unit untuk masing-masing item dihitung setiap kali pembelian dilakukan yang kemudianbiaya per unit ini digunakan untuk menetukan harga pokok setiap penjualan sampai pembelian berikutnya dilakukan dan rata-rata baru dihitung. Dalam sistem persediaan periodik metode rata-rata ini sering disebut rata-rata bergerak.

Ketiga metode tersebut bisanya menghasilkan jumlah yang berbeda untuk persediaan akhir, harga pokok penjualan, dan laba kotor (dan laba bersih) untuk periode berjalan. Selama periode inflasi, metode FIFO akan menghasilkan harga pokok penjualan paling rendah, laba kotor (laba bersih) paling tinggi, dan persediaan akhir paling tinggi. Metode LIFO menghasilkan yang sebaliknya. Selama deflasi, dampaknya terbalik dengan yang sudah dijelaskan di atas. Metode biaya rata-rata menghasilkan hasil yang berada di antara metode FIFO dan LIFO.

Jika harga pasar suatu item persediaan lebih rendah dari harga pokoknya, maka harga pasar yang lebih rendah digunakan untuk menghitung nilai item tersebut. Harga pasar adalah harga pokok yang diperlukan untuk mengganti barang dagang pada tanggal persediaan.

Persediaan barang dagang biasanya disajikan dalam neraca pada seksi aktiva lancar, setelah atau dibawah piutang. Sedangkan harga pokok penjualan biasanya disajikan dalam laporan laba rugi sebagai pengurang atas penjualan. Baik dalam neraca atau dalam catatan atas laporan keuangan, persediaan harus diungkapkan dengan jelas, meliputi klasifikasi persediaan;dasar akuntansi yang digunakan (harga perolehan atau harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar); dan metode harga perolehan yang digunakan (FIFO, LIFO, atau rata-rata).

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Karakteristik yang membedakan aktiva tetap dari aktiva lancar seperti perlengkapan kantor, ialah bahwa perlengkapan dimiliki untuk digunakan dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan. Sedangkan aktiva tetap, dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang, biasanya meliputi beberapa periode akuntansi.  Yang tergolong dalam aktiva tetap yaitu tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung perusahaan, perbaikan tanah, gedung, dan peralatan kantor.  Aktiva tetap berbeda dari investasi jangka panjang. Walaupun sama-sama memiliki masa lebih dari satu periode akuntansi, investasi tidak digunakan dalam operasi perusahaan yang utama.

Agar sejalan dengan prinsip akuntansi yang biasanya, aktiva tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva yang dimaksud hingga aktiva tersebut siap digunakan. Semua aktiva tetap kecuali tanah, lama-lama akan kehilangan kemampuan untuk memberikan manfaat kepada perusahaan.

Penyusutan atau depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Depresiasi merupakan suatu proses pengalokasian harga perolehan, bukan proses penilaian aktiva. Aktiva tetap dimiliki perusahaan, bukan untuk dijual kembali sehingga perubahan harga aktiva tetap yang ada di pasar , tidak perlu dicatat dalam pembukuan perusahaan. Oleh sebab itu, nilai buku aktiva (harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi), bisa sangat berbeda dengan harga pasar aktiva yang bersangkutan.

Metode-metode yang digunakan untuk mencatat dan melaporkan depresiasi yaitu metode garis lurus, saldo menurun, jumlah angka-angka tahun, dansatuan kegiatan. Apabila suatu metode telah dipilih, maka metode tersebut harus digunakan sepanjang masa penggunaan aktiva yang bersangkutan, sehinnga laporan keuangan dari satu periode ke periode dapat dibandingkan.

Nilai sisa, masa manfaat dan metode penyusutan ditinjau secara berkala untuk menentukan apakah talah terjadi perubahan dalam estimasi nilai sisa dan masa manfaat sebelumnya, dan untuk menentukan apakah telah terjadi perubahan signifikan dalam pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aktiva tersebut. Perubahan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi, dan dampak perubahan tersebut dimasukan dalam laporan laba rugi tahun berjalan, jika perubahan tersebut hanya mempengaruhi tahun yang bersangkutan, atau dimasukan dalam laporan laba rugi tahun berjalan dan periode-periode yang akan datang maka perubahan tersebut akan mempengaruhi keduanya.

Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang (Dunil Z : 2004).

Jenis-jenis surat berharga :

1.      Bilyet Giro

Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk melakukan pemindahbukuan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya.
Data-data yang ada di bilyet giro :

§  Tanggal Penarikan adalah tanggal pada saat penarik membuka Bilyet Giro.

§  Tanggal Efektif adalah tanggal mulai berlakunya perintah pemindahbukuan. Tanggal efektif ini harus dalam masa tenggang waktu penawaran selama 70 hari terhitung sejak tanggal penarikan. Dalam hal tanggal efektif tidak dicantumkan maka tanggal penarikan berlaku sebagai tanggal efektif.(Sesuai SKBI No. 28/32/KEP/DIR pasal 2 dan 3).

§  Nama pemegang dan nomor rekening (wajib diisi).

§  Nama Bank penerima (dalam hal nama bank penerima tidak diisi, maka bank tertarik dan penarik setuju dananya dipindahbukukan ke bank mana saja.)

§  Jumlah dana dalam angka dan huruf diisi selengkapnya. Jika ada perbedaan antara angka dan huruf dalam penulisan, maka yang berlaku adalah jumlah dalam huruf selengkap-lengkapnya.(SKBI No. 28/32/KEP/DIR pasal 2 dan 3 )

§  Tanda tangan penarik dan stempel sesuai dengan persyaratan pembukaan rekening.

2.      Cek
Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
Data-data dalam Cek

§  Terdapat nama bank tertarik.

§  Tanggal Penarikan adalah tanggal pada saat penarik membuka cek.

§  Tanda tangan penarik dan stempel sesuai dengan persyaratan pembukaan rekening.

3.       Nota Debet

Nota Debet adalah warkat yang dipergunakan untuk mendebet dana satu bank melalui lalulintas giral didalam satu wilayah kliring Bank Indonesia.
Nota debet didicetak diatas security paper dan mempunyai nomor serie warkat.

4.      Draft/Wesel
Draft/wesel adalah merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh satu bank dan berisi perintah tidak bersyarat dari Bank penerbit kepada bank lain untuk membayar sejumlah dana kepada pihak yang namanya tercantum pada wesel /Draft.

5.      sertifikat deposito

Sertifikat Deposito adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang merupakan surat pengakuan hutang dari bank dan dapat diperjualbelikan dalam pasar uang.

Kewajiban lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan, dan dengan menggunakan aktiva lancar yang ada atau dari hasil pembentukan kewajiban lancar yang lain.

Kewajiban dapat berupa lancar, jangka panjang atau bersyarat:

Kewajiban Lancar

Kewajiban yang jatuh tempo selama periode biusnis atau satu tahun atau kurang. Pembayaran kewajiban ini dengan menggunakan aktiva tetap.Perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar atau ratio lancar menggunakan index utang-pembayaran perusahaan.

Dibawah ini adalah 7 sifat dari kewajiban lancar:

1.      Wesel Tagih. Bukti adanya Kewajiban tertulis yang berjanji akan membayar pada tanggal tertentu.

2.      Utang usaha: Kewajiban yang muncul karena membeli barang atau jasa secara kredit, perdagangan secara kredit dan juga kewajiban yang bukan perdagangan.

3.      Kewajiban yang masih harus dibayar: Jumlah total kewajiban yang harus dibayar tetapi belum jatuh temponya, sepert pembayaran yang tidak akan selesai pada akhir periode. Beban-beban ini akan muncul di dalam laporan rugi laba dalam:

Gaji Pajak penghasilan
Komisi Pajak penjualan
Asuransi Pajak pendapatan
Bunga Pensiun
Pajak properti Royalti

4.      Withholding. Jumlah uang yang di potong dari gaji karyawan unyuk pembayaran ke pemerintah, agen, perusahaan asuransi, dll. Ini bukanlah beban perusahaan, tetapi harus disisihkan sampai dikirimkan kepada agen yang teleh ditentukan. Termasuk dalam kewajiban ini adalah, pajak penghasilan,  pajak pengangguran, rumah sakit, asuransi dan pensiun.

5.      Hutang dividen. Dividen menjadi utang pada saat diumumkan oleh dewan Direksi perusahaan. Hutang dividen tidak bertambah seperti halnya bunga pada obligasi.

6.      Pendapatan diterima di muka. Kadang-kadang pendapatan diterima dimuka, seperti berlanggananan majalah atau membayar sewa. Ini adalah kewajiban, dimana mereka mewakili klaim terhadap perusahaan. Umumnya mereka menyelesaikannya dengan mengirim barang atau jasa pada periode akuntansi berikutnya. Dimana pembayaran dimuka jangka panjang melebihi periode berikutnya, sehingga harus dikelompokkan ke dalam neraca sebagai tidak lancar.

7.      Bagian Hutang jangka Panjang. Pembagian utang jangka panjang untuk 12 bulan kedepan harus dimasukkan ke dalam kategori kewajiban lancar. Ini termasuk ke dalam obligasi, wesel, atau wesel jangka panjang.


Kewajiban Jangka Panjang

Ketika dana dibutuhkan untuk tujuan jangka panjang, seperti pembangunan gedung, kewajiban jangka panjang dibutuhkan.Kiranya, peningkatan pendqapatan digunakan untuk membayar utang tersebut. Hampir selalu, kewajiban jangka panjang berhubungan dengan bunga dan meiliki tanggal jatuh tempo yang tetap.

Dibawah ini adalah jenis-jenis keewajiban jangka pannjang:

1.      Wesel tagih jangka panjang. Perusahaan mungkin saja memperoleh dana yang dibutuhkan dari dana pinjaman dari pada mengeluarkan obligasi untuk dijual kepada masyarakat. Kadang-kadang wesel dikeluarkan sambil menunggu waktu yang baik dibandingkan mengeluarkan obligasi.

2.      Wesel bayar yang dihipotekkan. Jangka waktu wesel bayar biasanya janji milik perusahaan sebagai keamanan. Wesel bayar meliputi hak gadai harta perusahaan, tetapi bukan pemindahan hak milik.

3.      Utang obligasi. Jika jumlah dana yang dibutuhkan lebih besar dari pada pinjaman yang ditawarkan, obligasi dapat dijual kepada masyarakat yang ingin berinvestasi, memecahkan pinjamn ke dalam seribu unit. Obligasi adalah janji tertulis untuk membayar uang muka, biasanya USD 1.000, pada masa yang akan datang dan menghasilkan bunga setengah tahun dengan tinhkat bunga yang ditentukan. Pembayaran bunga obligasi sudah dikurangi untuk beban pajak pendapatan, tetapi tidak untuk pembayaarn deviden untuk saham istimewa atau saham biasa. Ini adalah pertimbangan penting dalam memutuskan apakah akan menggunakan saham atau  obligasi untuk pendanaan jangka panjang.

Kewajiban Bersyarat

Ini adalah kewajiban potensial yang timbul dari kejadian masa lampau. Sebagai contoh ketika piutang wesel disahkan dan di kirim kepada orang lain, tidak ada kewajiban yang muncul.. Walaupun, ada kemungkinan bahwa kewajiban tersebut akan muncul pada masa yang akan dartang, karena pembuat wesel tersebut mungkin saja tidak menghormatinya. Jika itu terjadi, pengesahan atas wesel tersebut dapat diminta untuk dibayar. Contoh lain dari kewajiban bersyarat ini adalah pajak tambahan, garansi produk dan litigasi.

Ekuitas dalam kerangka dasar standar akuntansi keuangan (2002) misalnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mendefinisikan ekuitas sebagai berikut (pasal 49) :

– adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

– sebagai hak residual untuk menunjukan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Karena definisi atas dasar asset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana asset dan kewajiban diukur.

 

SUMBER-SUMBER MODAL :

1.      Sumber Intern

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang di bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan

Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).

a.       Laba Ditahan

Laba ditahan adalah laba bersih yang di simpan untuk diakumulasikan dalam suatu bisnis setelah deviden dibayarkan. Juga di sebut laba yang tidak dibagikan (undistributed profits) atau surplus yang diperoleh (earned surplus).

b.      Depresiasi

Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang di estimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.      Sumber Ekstern

Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan.

Yang merupakan sumber ekstern perusahaan adalah supplier, bank dan pasar modal.

a.       Supplier
Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1 tahun), maupun jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun). Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan mentah oleh supplier kepada langganan. Supplier atau manufaktur (pabrik) sering pula menjual mesin atau peralatan lain hasil produksinya kepada suatu perusahaan yang menggunakan mesin atau peralatan tersebut dalam jangka waktu pembayaran 5 sampai 10 tahun.

b.      Bank
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalulintas pembayaran.

c.       PasarModal
Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di suatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan

 

Jenis-Jenis Modal

Bambang Riyanto dalam bukunya memaparkan jenis-jenis modal sebagai berikut:

1. Modal Asing

Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus di bayar kembali. Modal asing di bagi ke dalam tiga golongan yaitu utang jangka pendek, utang jangka menengah dan utang jangka panjang.

a. Modal Asing atau Utang Jangka Pendek (Short-Term Debt)

Modal asing jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Adapun jenis-jenis yang termasuk ke dalam modal asing jangka pendek adalah rekening koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli dan kredit wesel.

1.      Rekening Koran

Kredit rekening koran adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan batasan tertentu dimana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya, dan bunga yang di bayar hanya untuk jumlah yang telah di ambil saja, meskipun sebenarnya perusahaan meminjamnya lebih dari jumlah tersebut.

2.      Kredit Dari Penjual

Kredit penjual merupakan kredit perniagaan (trade-credit) dan kredit ini terjadi apabila penjualan produk dilakukan dengan kredit. Apabila penjualan dilakukan dengan kredit berarti bahwa penjual baru menerima pembayaran dari barang yang dijualnya beberapa waktu kemudian setelah barang diserahkan. Selama ini pembeli atau langganan dapat dikatakan menerima ”kredit penjual” dari penjual atau produsen. Selama waktu itupun berarti penjual atau produsen memberikan ”kredit penjual” kepada pembeli atau langganan. Pada umumnya perusahaan yang memberi kredit penjual adalah perusahaan industri, sedangkan perusahaan yang menerima adalah perusahaan perdagangan.

3.      Kredit Dari Pembeli

Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya atau barang-barang lainnya. Di sini pembeli membayar harga barang yang dibelinya lebih dahulu, dan setelah beberapa waktu barulah pembeli menerima barang yang dibelinya. Selama waktu itu dapat dikatakan bahwa pembeli memberikan ”kredit pembeli” kepada panjual/ pemasok bahan mentah atau barang dagang. Pada umumnya kredit pembeli diberikan kepada perusahaan-perusahaan agraria yang menghasilkan bahan dasar, dan kredit ini diberikan oleh perusahaan-perusahaan industri yang mengerjakan hasil agraria tersebut sebagai bahan dasarnya.

4.      Kredit Wesel

Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan ”surat pengakuan utang” yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat tertentu (surat promes/ notes payables), dan setelah ditandatangani surat tersebut dapat di jual atau diuangkan pada bank. Dari surat tersebut diperoleh uang sebesar apa yang tercantum dalam surat utang tersebut dikurangi dengan bunga sampai hari jatuh temponya. Dengan demikian maka ini berarti bahwa pihak yang mengeluarkan surat utang tersebut menerima kredit selama waktu mulai diuangkannya sampai saat dimana utang tersebut harus di bayar. Bagi bank atau pihak yang membeli promes tersebut (pembeli kredit), surat utang tersebut merupakan tagihan atau wesel tagih (notes receivables), dan bagi pihak yang mengeluarkan surat utang, surat utang tersebut merupakan utang wesel (notes payables).

b. Modal Asing atau Utang Jangka Menengah (Intermediate-Term Debt)

Modal asing atau utang jangka menengah adalah utang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Bentuk utama dari kredit jangka menengah adalah term loan dan leasing.

1.      Term Loan

Term loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Pada umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu (amorization payment), misalkan pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan, setiap kuartal atau setiap tahun. Term loan ini biasanya diberikan oleh bank dagang, perusahaan asuransi, supplier atau manufaktur.

2.      Leasing

Bentuk lain dari intermediate-term debt adalah leasing. Apabila kita ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan service dari aktiva tersebut, kita dapat memperoleh hak penggunaan atas suatu aktiva itu tanpa disertai dengan hak milik, dengan cara mengadakan kontrak leasing untuk aktiva tersebut. Dengan demikian leasing adalah suatu alat atau cara untuk mendapatkan service dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya sama seperti halnya kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkan service dan hak milik atas aktiva tersebut dan bedanya pada leasing tidak disertakan hak milik. Lebih khususnya leasing adalah persetujuan atas dasar kontrak dimana pemilik dari aktiva (lessor) menginginkan pihak lain (lessee) untuk menggunakan jasa atas aktiva tersebut selama suatu periode tertentu.

c. Modal Asing atau Utang Jangka Panjang (Long-Term Debt)

Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari 10 tahun. Utang jangka panjang umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama dari utang jangka panjang adalah:

1.      Pinjaman Obligasi (Bonds-Payables)

Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, untuk mana si debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai nominal tertentu. Pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat dijalankan secara sekaligus pada hari jatuh temponya atau berangsur setiap tahunnya. Apabila pelunasan sekaligus, maka sistem ini disebut ”shinkin funf system” sedangkan jika secara berangsur disebut ”amortization system”.

2.      Pinjaman Hipotik (Mortgage)

Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditur) di beri hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat di jual dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya.

 

 

 

 

 

BAB III

 

1.           SEJARAH BERDIRINYA PT ASURANSI SINAR MAS

PT Asuransi Sinar Mas merupakan perusahaan salah satu perusahaan asuransi terbesar dalam hal premi bruto di Indonesia. Kantor Pusat PT Asuransi Sinar Mas berlokasi di Jakarta Pusat. Seiring dengan perkembangan perusahaan, PT Asuransi Sinar Mas membuka banyak kantor cabang dan perwakilan secara simultan. Saat ini PT Asuransi Sinar Mas mempunyai 31 kantor cabang, 3 kantor agency dan 45 kantor perwakilan dengan 1.085 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia.

PT Asuransi Sinar Mas didirikan di Jakarta dengan nama PT Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta pada tahun 1985. Berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman, pada tahun 1991 nama perusahaan diganti menjadi PT Asuransi Sinar Mas. Berbagai produk asuransi umum disediakan bagi para nasabah. Dalam menjalankan perusahaan, PT Asuransi Sinar Mas didukung oleh perusahaan asuransi dan reasuransi internasional baik secara langsung maupun melalui broker reasuransi internasional yang mempunyai reputasi yang baik.

Memberikan kepuasan untuk semua nasabah merupakan faktor utama yang menjadi komitmen PT Asuransi Sinar Mas. Berbagai fasilitas dan kemudahan selalu dikembangkan dan disediakan bagi para nasabah, seperti fasilitas pelaporan klaim melalui telepon, email, website, fax ataupun sms. Dengan kerjasama tim yang baik dalam memberikan pelayanan kepada nasabah, PT Asuransi Sinar Mas mendapatkan penghargaan Service Quality Award 2007 dari majalah Marketing.

Peranan dan dukungan yang baik dari pemegang saham, karyawan dan partner bisnis Perusahan juga sangat penting dalam keberhasilan PT Asuransi Sinar Mas.

 

 

Susunan Komisaris dan Direksi :
Dewan Komisaris

Komisaris Utama
Ivena Widjaja

Komisaris Independent
Aditiawan Chandra

Komisaris
Gandi Sulistiyanto S.

Komisaris
Kokarjadi Chandra

Komisaris
Doddy Susanto

Komisaris
Henry C. Suryanaga

Dewan Direksi

Direktur Utama
Indra Widjaja

Direktur
I Ketut Pasek Swastika

Direktur
Njoman Sudartha

Direktur
Dumasi MM Samosir

Direktur
Aryanto Alimin

Direktur
Marten P. Lalamentik

 

2.           KAS

Kas adalah aktiva yang dimiliki dan digunakan pada hampir semua perusahaan yang meliputi uang tunai, kertas-kertas berharga, dan simpanan di bank. Kas merupakan aktiva yang bersifat liquid(cair). Karena sifatnya yang liquid, kas sering menjadi sasaran kecurangan ataupun pencurian. Oleh sebab itu dalam setiap perusahaan perlu adanya pengendalian intern yang berfungsi untuk mendorong ditetapkannya kebijakan manajemen dengan baik,terciptanya efesiensi operasi, menghindari pemborosan, kecurangan, dan pencurian aktiva serta terciptanya data akuntansi yang cepat dan dapat dipercaya.

Sumber kas PT. Asuransi Sinar Mas berasal dari premi-premi yang dibayarkan pihak tertanggung(costumer) kepada penanggung(PT. Asuransi Sinar Mas). Dalam PT. Asuransi Sinar Mas juga sudah dilakukan beberapa langkah pengendalian intern, yaitu dengan cara adanya pembagian tugas dan pemisahan tanggungjawab dalam pengelolaan kas. Dan setiap terjadi pembayaran, selalu melalui transfer bank ke rekening kedua belah pihak. Tidak diperbolehkannya pembayaran secara tunai ini semakin memperkecil kesempatan untuk berbuat curang, efisiensi operasi serta adanya data akuntansi yang cepat, mudah dan dapat dipercaya.

Di PT. Asuransi Sinar Mas terdapat kas kecil operasional. Kas ini digunakan untuk membayar biaya operasional kantor, seperti membeli perlengkapan kantor, biaya transportasi, budget jamuan tamu , dll.

Kas kecil operasional mempunyai saldo awal sebesar Rp. 2.500.000,00 untuk kantor cabang magelang. Kas kecil operasional ini hanya boleh dipakai tidak lebih dari Rp. 500.000,00, apabila melebihi Rp. 500.00,00, misalnya untuk pembayaran rekening listrik dan telepon, kantor cabang akan menggunakan sistem advance (pengajuan terlebih dahulu) kepada kantor pusat. Proses sistem advance diawali dengan pengecekan tagihan telepon dan listrik pada awal bulan, lalu membuat laporan melalui excel untuk dilaporkan dan ditandatangani oleh kepala cabang. setelah itu data dikirim ke kantor pusat melalui fax. Kantor pusat mentransfer uang dalam jangka waktu paling lambat tiga hari terhitung dari tanggal pengiriman data. Bukti pembayaran listrik dan telepon dikirim ke kantor pusat sebagai bukti pembayaran.

Untuk mengendalikan pengeluaran kas, PT. Asuransi Sinar Mas menetapkan kebijakan bahwa setiap kas yang keluar harus disertai bukti pembayaran, misalnya saja struk resmi, kwitansi, atau slip pambayaran, dengan syarat hari dan tanggal yang tertera pada bukti pembayaran itu bukan hari sabtu dan minggu, serta hari libur. Dalam ilmu akuntansi, sistem pengendalian semacam ini sering disebut dengan sistem voucer.

PT. Asuransi Sinar Mas juga melakukan pengendalian kas melalui rekening di bank. Rekening PT. Asuransi Sinar Mas dibagi menjadi dua yaitu rekening giro dan rekening bersama. Rekening giro digunakan untuk mencatat keluar masuknya premi dan rekening bersama digunakan untuk mencatat keluar masuknya kas untuk keperluan operasional pada PT. Asuransi Sinar Mas.

PT. Asuransi Sinar Mas melakukan pencatatan setiap adanya transaksi sehingga jika terjadi kesalahan, dapat lebih mudah ditemukan dan segera diperbaiki. Dan setiap akhir bulan selalu diadakan rekapitulasi agar memperkecil kesalahan. Pencatatan dilakukan komputerisasi yaitu dengan program rembers. Program ini tersambung langsung dengan data-data di bank atau bisa dikatakan bahwa program ini semacam rekonsiliasi bank.

 

3.      PIUTANG

Piutang adalah hak untuk menagih sejumlah uang dari penjual kepada pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.

PT Asuransi sinarmas mengenal 3 macam piutang yaitu :

  1. Piutang premi
  2. Piutang komisi
  3. Piutang lain-lain

Piutang premi dan piutang komisi timbul pada saat pihak tertanggung mengirimkan sejumlah premi yang di dalam premi tersebut terdapat komisi bank. Piutang lain-lain terdri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang premi dan piutang komisi.

Piutang premi diakui sebagai pendapatan saat pihak tertanggung mentrasfer sejumlah premi kepada pihak penanggung melalui pihak ketiga (bank) dan transaksi tersebut telah diinput dalam program rembers. Jadi dapat dikatakan pula bahwa program rembers adalah salah satu cara PT. Asuransi Sinar Mas untuk mengendalikan piutang. Cara lain yang ditempuh adalah dengan adanya kebijakan perusahaan yang mewajibkan semua transaksi yang berhubungan dengan premi harus melalui transfer antar bank dan dengan dibaginya rekening bersama dengan rekening giro.

Sebenarnya cara PT. Asuransi Sinar Mas dalam pengendalian piutang dan kas pada dasarnya melalui satu sistem yang hampir sama dan saling berkaitan. Jadi setiap  PT. Asuransi Sinar Mas melakukan pengendalian untuk suatu akun, maka akun lain juga ikut terkontrol.

Piutang dinyatakan sebesar nilai nominal setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu (jika ada). Penyisihan piutang ragu-ragu, jika ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

 

4.      PERSEDIAAN

PT. Sinar Mas merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa sehingga tidak terdapat persediaan barang dagang. Sedangkan yang memiliki persediaan barang dagang adalah perusahaan dagang dan manufaktur.

 

5.      AKTIVA

Pada PT Asuransi Sinar Mas, aktivanya berupa bangunan, kendaraan bermotor, peralatan kantor, perlengkapan kantor, dan partisi. Aktiva tetap – pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Aktiva tetap, kecuali tanah disusutkan dengan mengunakan metode saldo menurun berganda (Double Declining Balance Method), kecuali utuk bangunan yang disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (Straight-line method) sesuai dengan taksiran.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya pembubaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva  tetap yang sudah tidak digunakan lagi, biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laba rugi tahun yang bersangkutan.

Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut telah selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Sesuai dengan PSAK No. 48 “Penurunan Nilai Aktiva “ Perusahaan menelaah aktiva untuk menetukan kemungkinan penurunan nilai aktiva apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasi nilai tercatat aktiva tersebut mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika nilai tercatat aktiva melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, kerugian penurunan nilai diakui pada saat laporan laba rugi tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual netto dengan nilai pakai aktiva. Harga jual neto adalah jumlah yang diperoleh dari penjualan aktiva dalam transaksi antar pihak-pihak bebas, setelah dikurangi biaya yang terkait. Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran dari aliran nilai kas masa depan yang diharapkan akan diterima atas penggunaan aktiva dan dari penghentian penggunaan aktiva pada akhir masa manfaatnya. Nilai yang diperoleh kembali ditentukan oleh aktiva secara individual atau, jika tidak memungkinkan, untuk unit penghasil kas.

 

6. SURAT BERHARGA

Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang (Dunil Z : 2004).

Berikut ini merupakan bentuk-bentuk surat berharga dan bagaimana perlakuannya pada PT. Asuransi Sinar Mas:

Deposito berjangka dan deposito wajib dicatat sebesar nilai nominal. Efek yang terdaftar di bursa efek yang dimaksudkan untuk diperdagangkan dan tersedia untuk dijual, dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikkan (penurunan) harga pasar efek untuk jenis efek yang diperdagangkan dilaporkan dalam laporan laba rugi, sedangkan untuk jenis efek yang tersedia untuk dijual, keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikkan (penurunan) harga pasar efek dilaporkan sebagai bagian dari ekuitas. Nilai wajar dari efek yang dijual ditentukan berdsarkan metode rata-rata (averrage method). Efek yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan setelah diamortissi premi atau diskonto.

Penempatan reksadana dicatat sebesar nilai aktiva bersih dan selisih antara nilai aktiva bersih dengan biaya perolehan dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan “hasil investasi”.

Penyertaan langsung pada perusahaan lain (penyertaan saham) dengan pemilikan kurang dari 20% dinyatakan berdasarkan metode biaya perolehan dan akan disesuaikan jika terjadi penurunan yang bersifat permanen. Penyertaan dalam saham dengan kepemilikan lebih dari 20%-50% (perusahaan asosiasi), baik langsung maupun tidak langsung dinyatakan sebesar biaya perolehan ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi perusahaan asosiasi sejak perolehan sebesar prresentase pemilikan dan dikuranhi deviden yang diterima (metode ekuitas). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Investasi dalam bentuk tanah dan bangunan, dan pinjaman hipotik dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi penyisihan penurunan nilai, jika ada.

Penghasilan investasi dari bunga deposito, obligasi atau surat pengakuan hutang diakui secara akrual berdasarkan proporsi waktu, nilai nominal dan tingkat bunga yang berlaku. Penghasilan deviden diakui pada saat surat pemberitahuan pembagian deviden diterima. Penghasilan bunga dan deviden tersebut dicatat sebagai hasil investasi. Keuntungan atau kerugian mata uang asing yang dikaitkan dengan investasi dicatat sebagai hasil investasi.

Saham adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagian pendapatan tetap/ deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang di derita perusahaan.

Berikut ini adalah rincian investasi saham pada PT. Asuransi Sinar Mas :

PT. Asuransi Sinar Mas mencatat laba bersih tahun 2007 sebesar Rp 87,89 miliar (2006-Rp 20,02 miliar) naik 338,89% dibanding laba bersih tahun 2006. Kenaikkan laba bersih ini terjadi karena kenaikan hasil investasi & premi bruto, khususnya pada bisnis asuransi kebakaran.

Premi bruto perisahaan mengalami peningkatan 22,18% pada tahun 2007 menjadi Rp 2.257,52 miliar (2006-Rp 1.847,77 miliar). Sebagian besar bisnis perusahaan mengalami peningkatan premi bruto. Asuransi kebakaran naik 61,21%menjadi Rp 1.379,53 miliar, asuransi pengangkutan naik 15,32%  menjadi Rp 84,99 miliar. Asuransi kerangka kapal naik 1,76% menjadi Rp 36,85 miliar. Asuransi Rekayasa turun 26.61% menjadi Rp 14,87 miliar. Auransi Kesehatan turun 10,94% menjadi Rp 200,57 miliar. Asuransi Kendaraan bermotor turun 28,48% menjadi Rp 319,71 miliar. Asuransi Aneka naik 16,55% menjadi Rp 220,97 miliar.

Seiring dengan kenaikan pendapatan premi bersih, penempatan dana investasi perusahaan juga meningkat. Total investasi 2007 adalah Rp 1.005,11 miliar (2006-Rp 689,08 miliar)naik 45,86% dibanding tahun 2006. Walaupun terjadi peningkatan resiko global, PT Asuransi Sinarmas mencatat pendapatan insvestasi yang tertinggi yaitu Rp. 123,48 miliar (2006 – Rp. 64,87 miliar), naik 90,33% dibanding pendapatan investasi tahun 2006.

7.  KEWAJIBAN

Kewajiban lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan, dan dengan menggunakan aktiva lancar yang ada atau dari hasil pembentukan kewajiban lancar yang lain.

Di dalam PT Asuransi Sinar Mas sendiri terdapat beberapa kewajiban, yaitu hutang klaim, estimasi klaim retensi sendiri, premi yang belum merupakan pendapatan, hutang reasuransi, hutang komisi, hutang premi, hutang pajak, premi diterima di muka, hutang bagi hasil, kewajiban pajak tangguhan-bersih, hutang sewa guna usaha, hutang lain-lain, hutang zakat, beban masih harus dibayar, dan kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan.

Hutang premi dan hutang komisi terjadi apabila ada pembelokan transfer premi. Misalnya saja seorang pelanggan PT Asuransi Sinar Mas cabang Yogyakarta mentransfer premi ke rekening PT Asuransi Sinar Mas cabang Magelang, maka dalam catatan PT Asuransi Sinar Mas cabang Magelang akan muncul hutang premi dan hutang komisi yang harus dilunasi pada PT Asuransi Sinar Mas cabang Yogyakarta.

Perusahaan mencatat kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan sesuai dengan UU No.13 tahun 2003/25/03/03 tentang ketenagakerjaan.

Pada bulan juni 2004, Ikatan Akuntansi Indonesia merevisi PSAK No.24 mengenai “imbalan kerja”. PSAK ini mewajibkan perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal & informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-krja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon, pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas. Berdasarkan PSAK No 24  (revisi 2004) perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja aryawan ditentukan dengan mengguanakan metode actuarial “projected Unit Credit”

 

8. EKUITAS

Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara asset dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.

Sumber permodalan PT. Asuransi Sinar Mas berasal dari modal saham. Saham adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagian pendapatan tetap/ deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang di derita perusahaan.

Kinerja kuangan PT. Asuransi Sinar Mas meningkat seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan. Perusahaan menambah modal dari Rp. 100 miliar menjadi Rp. 200 miliar untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas bisnis perusahaan dengan demikian, pada akhir 2007, total ekuitas perusahaan adalah Rp. 588,17 miliar ( 2006- Rp. 363,82 miliar ) naik 61,66% disbanding tahun 2006. Kenaikan modal tersebut meningkatkan batas tingkat solvabilitas perusahaan berdasarkan metode Risk Baset Capital (RBC) menjadi 228,48%. Dalam hal asset selama tahun 2007 total asset meningkat Rp. 360,57 miliar atau meningkat 36,87% menjadi Rp. 1.338,33 miliar (2006- Rp.977,75 miliar).

 

 

 

 

BAB IV

KESIMPULAN

 

Kesimpulan yang kami peroleh dari laporan ini adalah :

1.      Pengendalian intern kas dan piutang  PT. Asuransi Sinar Mas sudah efektif dan efisien. Hal ini juga didukung karena perusahaan ini menggunakan sistem komputerisasi dalam mengolah laporan keuangan, sehingga kesalahan yang disebabkan oleh human error dapat diminimalisasi .

2.      Rekonsiliasi bank pada PT. Asuransi Sinar Mas menggunakan sistem Rembers.

3.      PT. Asuransi Sinar Mas tidak mempunyai persediaan , karena merupakan perusahaan jasa.

4.      Untuk Aktiva tetap pada PT. Asuransi Sinar Mas, kecuali tanah disusutkan dengan mengunakan metode saldo menurun berganda (Double Declining Balance Method), kecuali utuk bangunan yang disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (Straight-line method) sesuai dengan taksiran.

5.      Surat berharga digunakan untuk investasi

6.      PT. Asuransi Sinar Mas bukan merupakan perusahaan keluarga, sehingga modal diperoleh dari modal saham.

 

SARAN

Rotasi penempatan kerja karyawan harus dilakukan secara intensif, agar karyawan yang bersangkutan bisa menambah pengetahuan dan berwawasan luas, sehingga berpengaruh positif pada kinerja karyawan untuk perusahaan.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafari. 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Jusuf, Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi jilid 2. Yogyakarta:Bagian penerbitan STIE YKPN.

 

Warren, Carl S. dkk. 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi jilid 1. Jakarta:Erlangga.

 

http://my.ayodance.com/blog.php?pid=viewblog&blogid=18853&uid=4203 (accessed 1 April 2009)

 

http://asiaberbagi.com/home/content/view/17/43/ (accessed 1 April 2009)

 

http://www.esolusi.co.id/Bab0106.html (accessed 1 April 2009)

 

http://www.vibiznews.com/glossary.php?topic=risk&av=strategic (accessed 3 April 2009)

 

http://www.ipotindonesia.com/education.php?page=pengetahuan_efek (accessed 3 April 2009)